Ketika baru dilahirkan
Ketika mencintaimu
Ketika berjalan dikeramaian
Ketika menghadapi hari kematian...
Dikelilingi ratusan lalat
Masihkah wangi
Diendus liur anjing
Masihkah suci
Tangan kecil meraba
Darah segar terasa
Sisa cinta...
Mendung menggantung. Langkah kaki mulai menjauh. Meninggalkan seorang wanita yang masih bersimpuh. Daddy, you tahu, akhirnya hatiku, Aku beri juga pada seorang lelaki. Usianya tidak berbeda jauh denganku. hanya saja dia bisa
Oh daddy don’t angry gitu dongs. You know lah, I’m not your little girl anymore. I’m women. Aku biasa hidup dengan budaya western. Masalah sex mah udah aku kenal sejak zaman Dinosaurus Daddy. Satu-satunya yang tersisa dari you hanya nama, unique name, thanks daddy, daddy udah menamai your naughty girl ini dengan nama INDOWATI. Haha.. funny but I like it. Daddy, ntar kita sambung lagi obrolan kita ini. Stttt.. Secret…
Hanya setumpuk tagihan cinta
Tiada rangkaian bunga
Tiada belaian mesra
Hanya kemeja untuk disetrika
Inikah realitas cinta....
Lalu lalang orang
Suara bising pedagang
Aku hanya memandang
Angan menerawang
You... Dimana Sekarang?
Hari ini..
Hari bahagiamu..
Mengulang kembali rasa itu..
Tak akan ku beritahu..
Karena itu hanya untukku...
Ketika realita terhapus desahan hujan
Hilang semua keraguan dan tinggalah kebodohan
Cinta Kajajaden... Menghisap mawar
menyisakan penyesalan...
Kusayatkan belati menurih urat nadi
Kukorek belatung didalam hati
Tak terasa, hanya hampa
Kumpulan topeng berlenggok tak tau diri
Menawarkan saripati sorgawi
Jenuh... Menghitung langkah kaki...
Hidup ini egois
Gumamku pada ketiadaan
Hidup ini egois
Gumamku disetiap do'a
Gumamku pada langkah kaki
Tuhanku Maha Egois......
Apoedy Sarah Ihsan
Mengalir..
Berganti merah jadi kelabu..
Labu merah ku isap menyisit lembaran kulit..
Sakit sayang? sekedar celoteh penghibur..
Dusta!
AKU-lah yang menderita…
Selagi muda, ku taruh disaku belakangku. "Jaga-jaga.." seloroh otakku. Ketika ku telah mengarungi bahtera rumah tangga akupun masih mengatakannya. "Jaga-jaga.." sambil ku tatap Istriku yang tertidur lelap. Dan dimasa tua-ku, ketika semua anakku sudah meninggalkanku. Akupun masih mengatakan. "Jaga-jaga..." Seandainya bidadari surga menjemput ajalku...
Malam tercerabut
Hening
Angin menutup diri
Dingin
Kriiiiiingg!
“Haallllooo…!” klik..
Tut.. tut.. tut…
Mahluk tak termakan waktu
Mahluk yang diciptakan tak bisa dimatikan
Akulah Keabadian Seperti Janji Pemilikku Yang takkan tergantikan...
Seonggok daging diatas kursi kerja
Seonggok daging didalam gedung
Seonggok daging dalam keremangan malam
Yang akan terhapus denting jam
Yang akan terlupakan waktu
Yang akan menjadi gumpalan tanah
Siapakah Kamu?
Hilang….
Bidadariku…
Aku sering tersipu malu bila menatapmu
Aku menjadi anak kecil dengan kasih sayangmu
Kegelisahanku lebur dalam diammu
Bidadariku…
Air matamu tamparan keras buatku
Wajah murungmu kiamat dalam hidupku
Redupnya sinar matamu penghunjam jantungku
Sakitmu adalah kematianku…
Maaf, Harap Antri....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar