Ruhiyat R Sumardiharja
Dengan rembulan aku meminangmu
Terbang ke dunia abstrak
Bisikan padaku derita berdarah
Pada senja yang berdebu
Sepertinya kembaran waktu
Tengadahlah kelangit !
Petiklah bintang – bintang yang berkedik
Meski tanpa gemintang
SDFK#BUAT KAIN KAFANKU#
Beku Darah.lumat hati, hadir mati
nyawa melayang merengek meminta takdir
Jasad busuk, tangan kotor, asa najis
tumpah dalam ruang
batu
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
Ya Allah!. Ya Allah! . Yaaaa Allah !
Aku Menggigil ketakutan.
Aku menangis tak berairmata.
Aku berdoa tak berharap
Aku meminta tak menengadah
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
tak lagi darah
tak lagi tulang
tak lagi harap
melayang pada mega
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
dari lahir kembaran maut
dari hidup menuju maut
detik demi detik waktu tunggu
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
berkaca pada cermin retak
memantul tak berbentuk
waktu memacu aku tergelincir
rupa bumi , rupa langit jauh tanpa hakikat
harga diri adalah pisau tajam
mengiris perlahan para pejalan
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
Aku bukan pemilikMu!
SDFK#PENANTIAN# (pada NM)
di stasiun ini memaku disampingmu,
menunggu kereta yang tidak akan lewat
katamu; kereta pasti kan lewat,
pagi hari,siang
hari,malam hari,esok hari , hari berganti
hari - hari tak pasti,
jalan tertatih
rambut memutih
hingga kembali ke tanahpun jadi
kereta pasti kan lewat
SAJAK BUAT ADINDA
Ketika temaram sempurnakan malam , bulanpun membisu menatap sendu
Dingin merayap perlahan memeluk kesendirian, percik rintik hujan menyiramkan
sunyi
Telah terlewati batas kesadaran namun sebait puisi berlari telanjang belum
terungkap
Dukana menyiram sekujur jiwa, tajam mata cintamu membuai dalam asa
Menidurkan aku kembali dalam rasa, berkepak tanpa suara
SDFK#CINTA(pada Adikku#
Satu cinta
Ku ikat dengan tali temali kata
T’lah tiada.
Menjadi rasa
‘pabila cinta tiada rasa
maka itu luka
‘Pabila cinta tiada rasa
maka itu duka
pabila cinta tiada luka dan duka
Itu bukan cinta
tapi cerita suka
indahnya cinta
maknanya cinta
kutembangkan syair cinta
: Menerjang gelombang
Kusandarkan bahtera
Berlabuh ditepian jiwa
MAUT
aku diusik suara burung gagak
sejak kelahiran hayat
SDFK#SAJAK UNTUK AKU SAJA#
Engkau dimana saat aku butuh
Walau jalan sudah tak patuh
Walau sujud tak pernah simpuh
Walau raga sudah tak
utuh
Bukan Kekasihku
Bukan Karibku
Itu aku tau tak tau
Engkau menyapaku dimana
Saat aku terlena
Saat aku duka
Saat aku suka
Saat aku lupa
Itu aku tau tak mampu membaca
Engkau ulurkan tangan
Pada persimpangan jaman
Pada harapan yang tertahan
Atau pada hari pembebasan
Engkau
“ S’lalu saja dimana ”
Warisan Sang Jagoan :
" Hancurkan Yang menyakitimu "
SDFK#DO’A (pada NM)#
Tuhan ‘pabila Engkau menitipkannya padaku
Beri lah aku waktunya
Tuhan ‘pabila Engkau merogoh isi hati
Tinggalkan separuh
untuknya
Tuhan ‘pabila Engkau renggut kata- kata dari do’a
Beri aku maknanya
Tuhan ‘pabila Engkau cemburu
Cemburuilah aku!
SDFK#DO’A (pada NM)#
Tuhan ‘pabila Engkau menitipkannya padaku
Beri lah aku waktunya
Tuhan ‘pabila Engkau merogoh isi hati
Tinggalkan separuh
untuknya
Tuhan ‘pabila Engkau renggut kata- kata dari do’a
Beri aku maknanya
Tuhan ‘pabila Engkau cemburu
Cemburuilah aku!
CATATAN
diatas rembulan berwajah sendu
rindu yang tersisa pupus dicumbu diperaduan
ditemaramnya kamar
yang dinginnya menggelitik nurani
kita tersantuk pada dunia hampa
Sawangan 2011
SDFK#Sajak rindu tukang kayu dan Tukang jamu#
memacu waktu, melintasi waktu
semua dipaku dan dijamu
rindunya sama , kamu mau aku mau
aku memaku terpaku -
paku
kamu menjamu merayu – rayu
cintaku padamu terjepit palang pintu
Ibarat satu- satu aku sayang ibu
dua - dua tidak sayang ayahmu
tiga - tiga benci ayah kamu
satu dua tiga buka palang pintu
kemana rindu dan cinta menunggu
ku disini, kamu dimana
aku dibalik pintu
menunggu kamu
Sampai habis waktu
SDFK#MIMPI#
baju kembang putih dan celana jens, kau hantar keperaduan
lalu katamu: ku titip kisah perjalanannya
kau pun pergi berlari
SDFK#Puisi Panjang#
"Dari Sabang Sampai Marauke"
Ruhiyat R Sumardiharja
Dengan rembulan aku meminangmu
Terbang ke dunia abstrak
Bisikan padaku derita berdarah
Pada senja yang berdebu
Sepertinya kembaran waktu
Tengadahlah kelangit !
Petiklah bintang – bintang yang berkedik
Meski tanpa gemintang
Beku Darah.lumat hati, hadir mati
nyawa melayang merengek meminta takdir
Jasad busuk, tangan kotor, asa najis
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
Ya Allah!. Ya Allah! . Yaaaa Allah !
Aku Menggigil ketakutan.
Aku menangis tak berairmata.
Aku berdoa tak berharap
Aku meminta tak menengadah
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
tak lagi darah
tak lagi tulang
tak lagi harap
melayang pada mega
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
dari lahir kembaran maut
dari hidup menuju maut
detik demi detik waktu tunggu
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
berkaca pada cermin retak
memantul tak berbentuk
waktu memacu aku tergelincir
rupa bumi , rupa langit jauh tanpa hakikat
harga diri adalah pisau tajam
mengiris perlahan para pejalan
Malaikat menatap, maut menggandeng tanganku
menuju pintu kematian
Aku bukan pemilikMu!
di stasiun ini memaku disampingmu,
menunggu kereta yang tidak akan lewat
katamu; kereta pasti kan lewat,
hari - hari tak pasti,
jalan tertatih
rambut memutih
hingga kembali ke tanahpun jadi
kereta pasti kan lewat
Ketika temaram sempurnakan malam , bulanpun membisu menatap sendu
Dingin merayap perlahan memeluk kesendirian, percik rintik hujan menyiramkan sunyi
Telah terlewati batas kesadaran namun sebait puisi berlari telanjang belum terungkap
Dukana menyiram sekujur jiwa, tajam mata cintamu membuai dalam asa
Menidurkan aku kembali dalam rasa, berkepak tanpa suara
Satu cinta
Ku ikat dengan tali temali kata
T’lah tiada.
‘pabila cinta tiada rasa
maka itu luka
‘Pabila cinta tiada rasa
maka itu duka
pabila cinta tiada luka dan duka
Itu bukan cinta
tapi cerita suka
indahnya cinta
maknanya cinta
kutembangkan syair cinta
: Menerjang gelombang
Kusandarkan bahtera
Berlabuh ditepian jiwa
aku diusik suara burung gagak
sejak kelahiran hayat
Engkau dimana saat aku butuh
Walau jalan sudah tak patuh
Walau sujud tak pernah simpuh
Bukan Kekasihku
Bukan Karibku
Itu aku tau tak tau
Engkau menyapaku dimana
Saat aku terlena
Saat aku duka
Saat aku suka
Saat aku lupa
Itu aku tau tak mampu membaca
Engkau ulurkan tangan
Pada persimpangan jaman
Pada harapan yang tertahan
Atau pada hari pembebasan
Engkau
“ S’lalu saja dimana ”
" Hancurkan Yang menyakitimu "
Tuhan ‘pabila Engkau menitipkannya padaku
Beri lah aku waktunya
Tuhan ‘pabila Engkau merogoh isi hati
Tuhan ‘pabila Engkau renggut kata- kata dari do’a
Beri aku maknanya
Tuhan ‘pabila Engkau cemburu
Cemburuilah aku!
Tuhan ‘pabila Engkau menitipkannya padaku
Beri lah aku waktunya
Tuhan ‘pabila Engkau merogoh isi hati
Tuhan ‘pabila Engkau renggut kata- kata dari do’a
Beri aku maknanya
Tuhan ‘pabila Engkau cemburu
Cemburuilah aku!
diatas rembulan berwajah sendu
rindu yang tersisa pupus dicumbu diperaduan
kita tersantuk pada dunia hampa
Sawangan 2011
memacu waktu, melintasi waktu
semua dipaku dan dijamu
rindunya sama , kamu mau aku mau
kamu menjamu merayu – rayu
cintaku padamu terjepit palang pintu
Ibarat satu- satu aku sayang ibu
dua - dua tidak sayang ayahmu
tiga - tiga benci ayah kamu
satu dua tiga buka palang pintu
kemana rindu dan cinta menunggu
ku disini, kamu dimana
aku dibalik pintu
menunggu kamu
Sampai habis waktu
baju kembang putih dan celana jens, kau hantar keperaduan
lalu katamu: ku titip kisah perjalanannya
kau pun pergi berlari
"Dari Sabang Sampai Marauke"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar