SADAFIKTIF

Selamat datang di Blog SADAFIKTIF (Sajak dan Fiksimini Kreatif) Blog ini merupakan kumpulan dari karya-karya hasil postingan para anggota SDFK: Sajak dan Fiksimini Kreatif yang merupakan sebuah grup di Facebook; dimana peminatnya tiap hari selalu meningkat. Tentu saja tidak semua karya yang masuk di SDFK dapat kami posting di sini, karena pemostingan karya-karya di sini adalah hasil seleksi yang telah ditentukan oleh para admin SDFK yang terdiri dari: Acep Zamzam Noor, Anggie Sri Wilujeng, Erry Anwar, Ipit S Dimyatie, Is Tuning, Lisya Van Syoren, Mustika K Hoeruni & Yusef Muldiyana.

Sajak dan Fiksimini Kreatif yang diposting di blog ini adalah karya-karya tang ditulis dalam bahasa Indonesia dan telah memakai format yang benar seperti disarankan admin. Untuk karya-karya di luar bahasa Indonesia mohon maaf belum dapat kami posting di sini.

Selain soal bahasa, karya yang kami rasa dipostingkan dengan tidak serius atau mempunyai kesan bercanda, juga terpaksa tidak kami posting di blog ini.

Minggu, 14 Oktober 2012

Fiksimini Kreatif: Intan Suwandi



Fikmin #Once Upon a Time in a Northeast Winter#

Suatu hari di musim dingin. Kami berjalan berdua melewati rumah-rumah bata bercerobong asap yang berjejer di kota tua. Jaketnya hitam panjang. Tangannya yang telanjang tersembunyi di dalam saku. “Are you cold?” Tanyaku. Seperti biasa, ia menggeleng. Mungkin hanya dalam anganku ia terlihat rapuh.

“Sing a song,” kataku. 
“What do you want to hear?”
“Anything but English.” 
Dan kami terus berjalan, melewati serentatan pohon-pohon tak berdaun dan hawa dingin yang menusuk tulang. Jalan-jalan sepi tak berhuni. Sunyi. Sampai akhirnya kudengar sebuah lagu syahdu dalam bahasa asing yang tak kumengerti. Kuresapi perlahan dalam bisu. Kuselami nada-nada merdu yang mengusik kalbu. Lagu patah hati? Atau kasih yang tak pernah terberi? Tapi tanya tak kunjung terlontar. Dan ia kembali diam.

Tiba-tiba angin dingin menerpa dari belakang. Kubalut leherku dengan syal rapat-rapat. “Are you cold?” Ia bertanya. Aku menggeleng. Dan kami terus menyusuri jalan. Melewati rumah-rumah bata bercerobong asap yang berjejer di kota tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar