SADAFIKTIF

Selamat datang di Blog SADAFIKTIF (Sajak dan Fiksimini Kreatif) Blog ini merupakan kumpulan dari karya-karya hasil postingan para anggota SDFK: Sajak dan Fiksimini Kreatif yang merupakan sebuah grup di Facebook; dimana peminatnya tiap hari selalu meningkat. Tentu saja tidak semua karya yang masuk di SDFK dapat kami posting di sini, karena pemostingan karya-karya di sini adalah hasil seleksi yang telah ditentukan oleh para admin SDFK yang terdiri dari: Acep Zamzam Noor, Anggie Sri Wilujeng, Erry Anwar, Ipit S Dimyatie, Is Tuning, Lisya Van Syoren, Mustika K Hoeruni & Yusef Muldiyana.

Sajak dan Fiksimini Kreatif yang diposting di blog ini adalah karya-karya tang ditulis dalam bahasa Indonesia dan telah memakai format yang benar seperti disarankan admin. Untuk karya-karya di luar bahasa Indonesia mohon maaf belum dapat kami posting di sini.

Selain soal bahasa, karya yang kami rasa dipostingkan dengan tidak serius atau mempunyai kesan bercanda, juga terpaksa tidak kami posting di blog ini.

Senin, 15 Oktober 2012

SDFK: DENI RIADDY


SDFK # BUANG SAJALAH #

Hentikan kenangan!
Aku membencinya seperti kemarahan dan bara dalam hati
Tatap mesra yang kau pertontonkan
Adalah buih laut yang siap menerkam biduk
Ceriamu laksana bulan dan bintang
Adalah angkara penghias cakrawala
Turunkan saja gambar penghias langitmu
Kerna ia, padi merunduk dan menunjuk mukaku
Tanpa rasa salah dan kian merunduk
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu
Sebab aku adalah kereta tua. Dan rapuh.

Malam ini ia datang
Membungkus rembulan untuk keharibaanmu
Sesembahan terindah dalam hidupmu
Adalah harapan masa depan dan terbentang
Seperti dalam gambar
Gambar kebanggaanmu

Malam ini tidak membuat logikaku bekerja otoriter
Lalu apa maunya langit yang menangis
Karena melihat sepasang belibis bercintaan dalam kolam
Maka, hentikan kenangan.
Karena aku ingin Stoutt, Cassberg dan sebuah martil.



SDFK # TENTANG JIWA INI #

Senja ini;
Jiwaku terbang melayang menembus cakrawala
Memaknai segala yang bertebaran
Juga tentang hati yang hilang
Karena luka dan ketakberdayaan adalah memoar dunia,

Hidup;
adalah ruang hampa dan jiwa yang terbelenggu, lalu
Memaknai hidup adalah indahnya kanvas abadi
Karena jiwaku rumah di lembah, dan
Sajakku cerita tentang kecewa

Maka, senja ini juga hidup
Luka dan ketakberdayaan adalah goresan kanvasnya
Padahal hidup harus memaknai semuanya
Padahal hidup harus menepiskan segalanya
Agar bisa hening dalam diam untuk memaknainya

Jiwaku berbunga ketika taman di depan rumah mulai berbunga
Jiwaku memikul buah ketika kebun di belakang rumah berbuah, lalu
Jiwaku berwujud sepotong bambu tua yang lapuk
Yang akarnya menancap ke dasar bumi
Dan dahannya liar melingkar

Aku bersajak dalam sepi di senja ini …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar